Friday, November 30, 2012

Al Taisir; Pemimpin Baru, Semangat Baru




Mahasiswa sebagai kaum intelektual muda yang mempunyai peran sebagai agent social of change harus mempunyai kapasitas diri yang mumpuni. Selain skill juga harus diimbangi dengan kapasitas intelektual.


AL TAISIR Komisariat Walisongo, adalah wadah berkumpul bagi mutakhorijin Yayasan Tajul ‘Ulum dan Ponpes Sirojuth Tholibin Brabo yang menuntut ilmu di IAIN Walisongo Semarang. Meski pada tahun-tahun sebelumnya tidak begitu banyak melaksanakan kegiatan. Setelah terpilihnya ketua baru, kini mulai mengadakan berbagai kegiatan sebagai sarana silaturrahim antar anggota perta pembekalan diri.
Pemilihan ketua baru dilaksanakan pada (tgl) bersamaan dengan Halal Bi Halal Al Taisir di Taman Fakultas Dakwah IAIN Walisongo. Pemilihan tersebut dihadiri lebih dari 20 mahasiswa alumni Brabo dari berbagai angkatan, melalui dua putaran. Hingga akhirnya terpilih Sahabat Ahmad Basuki (Mutakhorij MAK Tajul ‘Ulum 2011) sebagai Ketua Al-Taisir periode 2012-2013 menggantikan ketua sebelumnya, sahabat Himam Nasiruddin.
Mahasiswa untuk Kesejahteraan Desa
Salah satu program kerja yang dikembangkan adalah kegiatan rutin dwi mingguan, yaitu Ngobrol Bareng dan Diskusi Sarasehan. Kegiatan ini dimaksudkan sebagai wujud komitmen sahabat-sahabat Al Taisir untuk membekali diri dengan wacana keilmuan.
Salah satu tema besar yang diangkat adalah “Mahasiswa dan Lumbung Kesejahteraan Desa”, dengan pemateri sahabat Rohwan, mutakhorij MAK Tajul ‘Ulum 2008. Diskusi berjalan menarik dengan peserta terlihat sangat antusias. “Kita sebagai mahasiswa yang juga alumni pondok pesantren, setidaknya mempunyai tiga tanggungjawab, yaitu tanggungjawab moral, mental dan spiritual”, papar mahasiswa Jurusan Perbandingan Agama yang saat ini menjabat sebagai Presiden BEMF Ushuluddin.
Shofa Hasan, mahasiswa Fakultas Syariah Jurusan Ekonomi Islam menambahkan, selain tiga tanggung jawab itu, masih ada tanggung jawab-tanggung jawab yang lainnya, diantaranya yaitu tanggung jawab intelektual. “Selain tiga tanggung jawab tadi, kita juga punya tanggung jawab intelektual”, tutur mahasiswa yang juga Demisioner Ketua ForSHEI (Forum Studi Hukum Ekonomi Islam).
Tema tersebut, sebagai stimulus bagi mahasiswa untuk fokus dalam bidang kajian yang sekarang ditekuni. Agar nantinya setelah lulus dan kembali ke daerah asalnya, mampu memberikan perubahan, dan dampak positif dengan skill dan kemampuan masing-masing.
Program kerja ini idak hanya berkutat pada kegiatan diskusi dan  bahtsul kutub. Kegiatan lainnya seperti tahlil bersama, membaca Maulid Adz Dziba’i, peringatan Khaul Simbah K. Syamsuri Dahlan, K. Syarqowi, KH. Ansor Syamsuri, juga ikut dilaksanakan sebagai penyeimbang serta sebagai wujud nguri-nguri tradisi santri.



Laporan: Muafa Elba

No comments:

Post a Comment