Mahasiswa sebagai kaum intelektual muda yang mempunyai peran sebagai agent social of change harus mempunyai kapasitas diri yang mumpuni.
Selain skill juga harus diimbangi dengan kapasitas intelektual.
AL TAISIR Komisariat Walisongo, adalah wadah berkumpul bagi mutakhorijin Yayasan
Tajul ‘Ulum dan Ponpes Sirojuth Tholibin Brabo yang menuntut ilmu di IAIN
Walisongo Semarang. Meski pada tahun-tahun sebelumnya tidak begitu banyak
melaksanakan kegiatan. Setelah terpilihnya ketua baru, kini mulai mengadakan
berbagai kegiatan sebagai sarana silaturrahim antar anggota perta pembekalan
diri.
Pemilihan ketua baru dilaksanakan pada (tgl) bersamaan dengan Halal
Bi Halal Al Taisir di Taman Fakultas Dakwah IAIN Walisongo. Pemilihan tersebut
dihadiri lebih dari 20 mahasiswa alumni Brabo dari berbagai angkatan, melalui
dua putaran. Hingga akhirnya terpilih Sahabat Ahmad Basuki (Mutakhorij MAK
Tajul ‘Ulum 2011) sebagai Ketua Al-Taisir periode 2012-2013 menggantikan ketua
sebelumnya, sahabat Himam Nasiruddin.
Mahasiswa untuk Kesejahteraan Desa
Salah satu program kerja yang dikembangkan adalah kegiatan rutin dwi
mingguan, yaitu Ngobrol Bareng dan Diskusi Sarasehan. Kegiatan ini dimaksudkan sebagai
wujud komitmen sahabat-sahabat Al Taisir untuk membekali diri dengan wacana
keilmuan.
Salah satu tema besar yang diangkat adalah “Mahasiswa dan Lumbung
Kesejahteraan Desa”, dengan pemateri sahabat Rohwan, mutakhorij MAK
Tajul ‘Ulum 2008. Diskusi berjalan menarik dengan peserta terlihat sangat antusias.
“Kita sebagai mahasiswa yang juga alumni pondok pesantren, setidaknya
mempunyai tiga tanggungjawab, yaitu tanggungjawab moral, mental dan spiritual”,
papar mahasiswa Jurusan Perbandingan Agama yang saat ini menjabat sebagai
Presiden BEMF Ushuluddin.
Shofa Hasan, mahasiswa Fakultas Syariah Jurusan Ekonomi Islam menambahkan,
selain tiga tanggung jawab itu, masih ada tanggung jawab-tanggung jawab yang
lainnya, diantaranya yaitu tanggung jawab intelektual. “Selain tiga tanggung
jawab tadi, kita juga punya tanggung jawab intelektual”, tutur mahasiswa
yang juga Demisioner Ketua ForSHEI (Forum Studi Hukum Ekonomi Islam).
Tema tersebut, sebagai stimulus bagi mahasiswa untuk fokus dalam bidang
kajian yang sekarang ditekuni. Agar nantinya setelah lulus dan kembali ke
daerah asalnya, mampu memberikan perubahan, dan dampak positif dengan skill dan
kemampuan masing-masing.
Program kerja ini idak hanya berkutat pada kegiatan diskusi dan bahtsul
kutub. Kegiatan lainnya seperti tahlil bersama, membaca Maulid Adz
Dziba’i, peringatan Khaul Simbah K. Syamsuri Dahlan, K. Syarqowi, KH. Ansor
Syamsuri, juga ikut dilaksanakan sebagai penyeimbang serta sebagai wujud nguri-nguri
tradisi santri.
Laporan: Muafa Elba
No comments:
Post a Comment