Thursday, April 19, 2012

DESkripsi

Dari Sebuah Penantian
Pagi itu jam sudah menunjukkan pukul 10.35 pagi, namun aku baru saja terbangun dari tidurku padahal aku ada jam kuliah. Setelah sebelumnya aku dibuat menganuk luar biasa ketika mengkuti Mata Kuliah Ulum al-Qur’an. Karena dosen yang tidak kunjung hadir yang terjebak kemacetan pagi kota atlas. Ditambah semalam, aku tak bisa tidur karena semakin benyaknya nyamuk di musim hujan ini yang mengusik tidurku mengiang-ngiang di telingaku. Jarumnya yang kecil dan lancip terasa sakit saat menggigit kulitku.
Segera saja aku berdiri mengambil wudhu dari kran tempat wudhu masjid al-Fitroh. Dengan air yang bersih, suci dan menyegarkan ku basuh rata wajahku, tangan hingga kakiku. Kemudian aku berlari memakai sepatu, dan segara ku langkahkan kakiku cepat-cepat menuju ruang kelas D-12 untuk mengikikuti kuliah bersama bapak Raharjo.
Saat aku telah sampai di depan kelas ku intip dari celah-celah pintu yang sedikit terbuka. Dan untungnya ku dapati dosenku belum hadir. “Huuuuuuuh……… leggaa.” ku helai nafas panjang kelegaan. Hari ini jika aku telat kembali hal ini akan menjadi masalah yang gawat dan ruwat karena aku belum mengikti Ujian Tengah Semester (UTS), ungkapku dalam hati.
Tepi lama-kelamaan suasana kelas semakin ramai seperti pasar saja. Pak Raharjo yang tak kunjung hadir. Tawa-tawa senda gurau ditambah obrolan gadis-gadis yang diiringi lagu paling ngehits akhir-akhir ini ‘Alamat Palsu’nya Ayu Ting-ting membuat suasana semakin riuh saja. Akan tetapi aku masih saja mengantuk dan larut dalam lamanya penantian. Aku tiada pernah tahu kenapa sering sekali kami harus menanti lama?, heranku.
Hari mulai beranjak siang, teman-teman pun banyak yang mlai merasa bosan menanti. Sudah hampir satu jam kami di sini dati Pak Raharjo dosen yang juga ahli dalam berbahasa inggris itu tak kunjung menampakkan batang hidungnya. Komting sudah mencobo untuk menghubungi beliau, akan tetapi selalu gagal. Beliau hanya meninggalkan pesan untuk menyiapkan LCD proyektor. Hingga akhrinya banyak mahasiswa yang berhamburan meninggalkan ruangan kelas. Karna sudah terlampau lama menunggu meraka menfonis bahwa beliau tidak akan hadir.
Baru beberapa langkah mereka keluar kelas. Dari kejauhan terlihat sosok yang gagah dan berwibawa, seorang lelaki paruh baya. Memang benar beliau adalah dosen KTI kami. Segera saja mereka berlari mesuk kelas kembali. Seperti biasanya, proyektor pun segera dihidupkan dan disambungkan dengan notebook, kuliah pun dimulai. Suasana kelas yang tadinya gaduh tak karuan kini menjadi lebih tenang.
Di sisa waktu kurang dari 30 menit, pada pertemuan kali ini dibahas materi mengenai topik dan tema. Beliau memaparkan penjelasan mengenai pengertian dan kedudukan topik dan tema dalam berbagai bentuk jenis karangan. Tidak lupa perbedaan diantara keduanya pun juga dijelaskan dengan singkat, padat dan jelas.
Setelah mengaku faham dan mengerti dengan tidak ada yang mau bertanya. Kini giliran mahasiswa yang diminta untuk memberikan contoh karangan dalam berbagai bentuk. Banyak mahasiswa yang hanya terdiam, dari pojok belakang tanpa pikir panjang aku acungkan jariku. Ku coba mencontohkan karangan bentuk narasi dengan menceritakan kegiatanku mulai bangun tidurku pukul 01.30 Wib samapai berangkat kuliah pukul 06.45 Wib. Kemudian untuk teman-teman yang lain menjelaskan apa topik dan tema dari contoh yang aku berikan itu. Akan tetapi tidak ada yang mampu menjawab dengan betul.
Di karenakan banyak mahasiswa yang masih belum bisa membedakan topik dan tema, sebelum pertemuan di pagi menjelang siang itu diakhiri kami diberikan tugas menulis karangan. Seperti tugas-tugas sebelumnya ketentuan tugas kali ini tidak jauh berbeda, minimal 500 kata/1 halaman. Sembari diabsen kami dibaga menjadi 4 (empat) kelompok yaitu: narasi, diskripsi, eksposisi dan argumentasi berdasarkan urutan absensi. Berhubung absensiku adalah awal pertengahan aku mendapatkan bagian diskrisi.

No comments:

Post a Comment