Friday, November 30, 2012

MENDONGKRAK MORAL MEMACU PEMBANGUNAN



http://derhonigmannsagt.files.wordpress.com/2010/05/kinder-karikatur-praventivverteidigung.gif
“Berikan aku sepuluh pemuda maka aku akan menguasai dunia,” tutur Bung Karno. Beliau berkata  demikian karena beliau tahu betul kekuatan pemuda. Mengingat perjuangan kemerdekaan, tentu kita akan mengetahui peranan pemuda yang luat biasa. Mereka dengan gigih dan semangat memperjuangkan kemerdekan, meski harus mempertaruhkan nyawa mereka.
Di masa kemerdekan ini yang masih menjadi PR besar bagi bangsa ini ada pembangunan nasional. Pembangunan yang tidak hanya sebatas dalam pembangunan fisik, tetapi lebih kepada pembangunan moral yang menjadi kunci utama pembanguan.
Ironisnya moral bangsa kian hari malah kian menurun. Korupsi, suap dan kriminalitas semakin menjamur di berbagai daerah. Karakter anak juga semakin memburuk, dan suka mebangkang terhadap orang tua. Namun pemuda masih saja tertidur melihat kondisi yang demikian.
Sesungguhnya masa depan bangsa dapat dilihat dari pemuda hari ini. Jika pemudanya baik maka akan baik pula bangsa itu, begitu pula sebaliknya. Pemuda harus mampu menjadi uswah hasanah bagi bangsa ini. Banyak harapan yang dibebankan kepada mereka. Hal yang perlu kita persiapkan adalah tempaan diri. Kita sebagai pemuda harus bersungguh-sungguh dalam mengarungi lautan ilmu sebagai bekal masa depan.
Selain pembekalan diri dengan ilmu-ilmu umum dan bersosialisasi melalui organisassi. Hal penting yang sering kali diabaikan adalah pendidikan spiritual. Sesungguhnya, melalui pendidikan spirituallah moral bangsa dibentuk dan dicetak. Nilai dan norma banyak diajarkan disana. Terlebih dalam islam, semua aspek kehidupan telah ditata apik.
Pendidikan spiritual berperan penting dalam pembangunan Sebagai penyeimbang kecerdasan intelektual, dan kecerdasan sosial yang memberikan batasan-batasan dengan arif. Hal ini nantinyalah yang akan mampu mengantarkan indonesia menuju pembangunan nasional yang berkelanjutan dan bertanggungjawab.
                                                                                      REDAKSI

No comments:

Post a Comment